Rabu, 04 Desember 2019

FILM PENDEK

susunan Lengkap Kru Film Pendek Yang Dapat Kamu Terapkan

Hai, kami pernah membahas susunan kru yang sederhana namun esensial dalam produksi film pendek. Namun kali ini, kami ingin beberkan susunan lengkap kru film pendek yang acapkali kami gunakan dalam produksi kami.

agar kalian bisa memahami cara kerja hierarki, sebagaimana yang diterapkan dalam industri. Dengan memahami struktur kerja, kalian bisa menerapkannya di komunitas kalian. Struktur ini diterapkan karena efektif dan efisien. Masing-masing peran fokus pada masing-masing, sehingga tidak ada tenaga yang sia-sia.

Secara garis besar, produksi suatu film dibagi ke dalam beberapa departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh kepala masing-masing. Masing-masing departemen memiliki fungsi dan kebebasan serta memahami untuk mewujudkan visi sutradara.

Departemen-departemen tersebut antara lain departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin penyutradaraan), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara (dipimpin penata suara), departemen kostum ( dipimpin penata kostum utama), departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production (dipimpin post-pro supervisor).

Berikut susunan lengkap kru film pendek:

Produser, salah satu peran penting dalam susunan lengkap kru film pendek.

Departemen Produksi

Produser: jawab jawab pada satu produksi film secara keseluruhan. Memimpin manajemen produksi, dari awal hingga akhir, agar sebuah film dapat terselesaikan dengan baik. Produser menginisiasi sebuah proyek, mencarikan dana, mencari dan memilih tenaga kerja yang akan terlibat, hingga melakukan supervisi terhadap proses pembuatan film secara keseluruhan.

Produser Pelaksana / Line Producer: 'Tangan kanan' produser untuk urusan teknis. Ibaratnya, produser merancang satu produksi secara kesuluruhan (plafon budget, timeline, tenaga kerja, dsb), produser pelaksana yang menjalankan rancangan tersebut setiap harinya. Itu sebabnya disebut produser pelaksana.

Manajer Unit Produksi / Manajer Unit Produksi : Bekerja dibawah supervisi produser pelaksana, manajer memastikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan produksi (hal-hal fisik bukan kreatif) berjalan dengan baik. Ia memastikan semua kru dalam kondisi baik, tidak ada peralatan yang rusak, tidak ada alat yang keluar dari rancangan anggaran, memesan dan memastikan logistik datang tepat waktu, dan lain sebagainya.

Akuntan Produksi: Memantau dan mengelola perputaran kas dalam satu produksi. melakukan tugas-tugas bendahara, antara lain mencatat pendapatan dan pengeluaran selama produksi, mengawasi dengan produser pelaksana agar anggaran dapat terjaga dengan baik, dsb.

Manajer Lokasi: Manajer lokasi (biasa bekerja sebagai tim pramuka), simpan lokasi yang sesuai dengan visi sutradara. Ia juga mengurus segala perizinan, mulai dari biaya sewa, izin keramaian polisi, uang keamanan preman, dsb, agar syuting dapat berjalan dengan aman dan tenteram.

Production Assistant: Biasa disebut PU (Pembantu Umum), untuk membantu tim produksi secara umum. Jika ada kebutuhan mendesak secara tiba-tiba, maka asisten produksi lah yang bergerak cepat dan mobile. Pembantu umum juga membantu menyiapkan logistik konsumsi dan mendistribusikannya ke kru.

Sutradara, pemimpin departemen penyutradaraan dalam susunan kru film pendek.

Departemen Penyutradaraan

Sutradara: Penanggungjawab kreatif utama dalam produksi film. Berkontribusi di segala aspek, mulai dari menentukan plot & alur cerita, memilih pemeran, memilih kru-kru utama, menentukan bloking pemeran, memilih lokasi yang dibutuhkan, referensi musik, pergerakan kamera, pilihan shot, dan hal-hal kreatif lainnya . Dengan bantuan kru dari berbagai departemen, menetapkan visinya dapat terlaksana sebaik mungkin.


Asisten Sutradara 1: membantu mengarahkan dalam urusan jadwal, manajemen pemeran dan kru (jadwal panggilan kru & pemeran ke lokasi), jadwal makan dan istirahat, jadwal set alat (kamera, lampu, artistik), dsb. Ia harus memastikan jadwal dapat berjalan tepat waktu dan tidak ada adegan yang tidak terambil. Jika ada jadwal yang ngaret, ia juga harus berpikir cepat untuk membuat jadwal agar tak ada adegan yang harus dikorbankan.

Asisten Sutradara 2: Bertugas membantu sutradara menyutradarai figuran (tambahan). Ia juga membantu membantu asisten sutradara dalam menyusun jadwal. Selain itu, setiap hari syuting, asisten sutradara 2 mencatat lembar panggilan (panggilan untuk kru & pemeran di hari syuting berikutnya).

Penulis: Bersama sutradara, mengembangkan cerita dari coretan hingga naskah. Ia memastikan cerita dapat bergerak dengan baik. Ia juga mengembangkan karakter-karakter dalam film agar dapat dipercaya dan relatable dengan penonton.

Script Continuity: Senjata utamanya adalah kamera pocket. Ia memotret setiap hal visual yang muncul di dalam frame agar terjaga kesinambungannya di setiap adegan. Misalnya: jika di shot sebelumnya, pemeran A memegang pensil di tangan kiri ketika berbicara, maka di shot berikutnya script continuous harus mengingatkan agar pensil tetap di tangan kiri. Lebih rumit lagi untuk syuting lompat (urutan adegan diambil acak), maka ia harus berhati-hati dalam memperhatikan hal-hal visual yang muncul di bingkai.

Casting Director: Bertugas memilih aktor untuk memerankan karakter sesuai kebutuhan cerita. Mereka akan merancang dan memproduksi dengan sutradara. Setelah menceritakan visi dan kebutuhan ceritanya, casting director akan membantunya mencarikan pemeran yang dibutuhkan.

Koordinator Pemeran: Di lokasi syuting, menyediakan cukup vital. Koordinator mengatur jadwal pemeran sesuai dengan jadwal yang disiapkan oleh asisten sutradara. mengarahkan pemeran untuk masuk atau keluar dari set dan kordinator pemeran bertuga membantukannya dengan para aktor. Kordinator juga mencatat logistik ke para pemeran dari tim produksi.

DP atau penata kamera, susunan lengkap kru film pendek.

Departemen Kamera

Penata Kamera: Biasa disebut Director of Photography (DP) atau Sinematografer. Sebutan sinematografer biasanya dipakai apabila DP dan operator kamera adalah orang yang sama. Penata kamera simpan sebagai 'penerjemah' sutradara dalam tingkat teknis pengambilan gambar. Penata Kamera bekerja dengan mengarahkan dan memberi masukan teknis pengambilan gambar, mulai dari jenis kamera, lensa, pendekatan gambar, lighting, tone warna, dsb. Semua dikerjakan sesuai dengan kebutuhan cerita menurut visi sutradara. Rencananya, sutradara menjelaskan pada DP visual seperti apa yang ia inginkan, dan DP yang akan memilih lensa, filter, lighting, komposisi, dsb untuk memberikan efek estetis tertentu pada penonton.

Operator Kamera: Sesuai dengan namanya, ia mengoperasikan kamera sesuai dengan Arah penata kamera (DP). Terkadang, penata kamera dan operator kamera adalah orang yang sama.

Asisten Penata Kamera: Biasa disebut juga focus puller. Tugasnya memastikan semua gambar yang diambil fokus. Asisten penata kamera juga membongkar dan membongkar kecurangan kamera di awal dan akhir syuting.

Clapper: Bertugas memberikan identitas pada gambar yang diambil. Film pendek bisa terdiri dari belasan bahkan puluhan adegan, apalagi film panjang. Agar tidak bingung ketika mengedit, setiap gambar yang diambil diberikan sesuai nomor adegan dan shot yang ditulis di naskah. Kami pernah membuat artikel khusus tentang ini. Silahkan baca artikel tersebut di link berikut ini.

Digital Imaging Technician (DIT): Hanya pembuatan film di era digital yang mengenal jabatan ini. DIT menyimpan data mengarsip dan membackup data yang sudah selesai diambil. Gambar-gambar yang telah diambil akan dikelola oleh DIT untuk tidak dipindahkan ke tempat penyimpanan seperti harddisk, tetapi juga dikompres untuk proses selanjutnya di paska produksi. DIT juga telah menerapkan beberapa penyesuaian pada gambar yang diambil sesuai dengan arah penata kamera, misalnya terang gelap, tone warna, dsb.

Gaffer: Ketua urusan pencahayaan (lampu). Dengan Arah dari DP, gaffer membuat desain pencahayaan dan tata letak lampu agar visi dapat terwujud.

Best Boy (Pencahayaan): Asisten gaffer. Ketimbang gaffer yang lebih banyak mengurus teknis pencahayaan, best boy lebih banyak berkutat pada urusan logistik, seperti manajemen alat.

Key Grip: Selain lampu, ada beberapa perlengkapan lain yang sering dipakai di lokasi film, antara lain polyfoam (stirofoam untuk reflector), diffuser, butterfly, dolly track, kaki lampu, flag, dsb. Key grip adalah kepala untuk urusan-urusan tersebut.

Best Boy (Grip): membantu key grip.

Penata artistik adalah pemimpin departemen artistik dalam susunan kru film pendek.

Departemen Artistik

Penata Artistik / Production Designer: Sebetulnya jabatan production designer dan art director (penata artistik) adalah jabatan yang berbeda. Production designer adalah perancang tampilan visual film secara keseluruhan, mulai dari warna set, props, pattern, warna pakaian, makeup, dsb. Namun di Indonesia, jabatan ini belum banyak dipakai. Oleh karena itu, kita lebih sering menemukan penata kostum dan rias bekerja secara terpisah dengan tim artistik, seharusnya mereka bekerja di bawah satu rancangan visual yang sama. Dengan production designer, penata artistik lebih fokus pada urusan artistik (set dan props saja). Ialah yang merancang tampilan interior sebuah set, beserta menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan oleh cerita.

Asisten Penata Artistik: Bertugas membantu penata artistik dalam tugas di lapangan. Kadang-kadang merangkap sebagai standby art director alias penata artisitik yang standby di set untuk segera mengatur set dan alat peraga sesuai framing kebutuhan. Biasanya penata artistik lebih banyak duduk di depan monitor bersama sutradara, sementara asisten penata artistik lebih banyak di set untuk mendengarkan masukan dari penata artistik.

Set Designer: Bekerja di bawah komando penata artsitik. Bertugas merancang set sesuai (baik eksterior maupun interior) sesuai dengan arah penata artistik.

Set Dresser: Set dresser memutuskan barang-barang apa saja yang akan diletakan di dalam set sesuai dengan arah set designer dan penata artistik.

Prop Master: Bertugas mendata, mencari, dan mengelola alat peraga yang digunakan dalam film. Alat peraga adalah benda-benda di dalam set yang dapat dipindahkan dengan mudah, seperti pisau, buku, telepon genggam, makanan, dsb.

Pelari / Pembeli: Bergerak cepat di lokasi apabila ada kebutuhan hidup. Ia juga membeli/menyewa barang-barang yang telah didata oleh prop master dan set designer.

Departemen suara dalam terdiri dari kru film pendek.

Departemen Suara

Mixer Suara Produksi: Kepala departemen suara. Ia memonitor, mengatur leveling, melakukan mixing, hingga memilih microphone yang akan digunakan selama syuting.

Operator Boom: membantu memrekam suara mixer lewat boom.

Asisten Suara: Mencatat laporan suara (laporan rekaman suara agar memudahkan proses sinkronisasi paska produksi).

Departemen Kostum & Rias

Penata Kostum: Bertugas mendesain pakaian dan/atau memilih kostum sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rias: Bertugas merias pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rambut: Bertugas merias rambut pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Editor atau penyunting gambar, salah satu departemen penting dalam pembuatan film.

Departemen Pasca Produksi

Post-Production Supervisor: membantu produser dalam mengelola proses paska produksi, mulai dari mengatur jadwal hingga mengelola sumber daya manusia.

Editor: Bertugas memilih dan memilah gambar yang sudah diambil dalam proses syuting. Proses editing dilakukan secara kreatif bersama sutradara. Biasanya editor dibantu oleh beberapa asisten sebelum pemotongan dan pembuatan gambar dimulai.

Colorist: Di era digital, colorist melakukan penyesuaian warna agar semua gambar yang diambil memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan (color correction), sebelum memberikan sensasi tersendiri bagi hasil akhir filmnya (color grading).

Seniman Efek Visual: Jika film membutuhkan tambahan efek visual, maka seniman efek visual menyimpan efek visual sesuai dengan kebutuhan cerita.

Rotoscope Artist: Biasanya banyak hal yang tidak diinginkan tidak sengaja direkam di syuting, sebut saja kabel malang di set, atau misalnya naskah kru yang tertinggal di set. Rotoscope artist mencatat objek-objek yang tidak diinginkan tersebut.

Sound Designer: Setelah selesai disunting oleh editor dan gambar has dikunci (lock), maka hasil edit akan menjadi departemen suara. Sound designer melakukan penyelarasan serta menambahkan berbagai elemen kreatif lain agar gambar yang telah disunting dapat lebih berbicara. Ia bekerja bersama editor dan sutradara.

Editor Dialog: Tugasnya tepat pada dialog agar semua terdengar dengan baik.

Komposer: Bertugas membuat musik (skor) sesuai dengan kebutuhan cerita.

Foley Artist: Bertugas merekam foley. Foley adalah efek suara tambahan agar gambar dapat lebih berbicara, misalnya suara kaki, penyangga, dan gerakan-gerakan lain yang mungkin tidak terdengar terlalu rekaman saat syuting.

Kira-kira inilah susunan lengkap kru film pendek yang biasanya kami gunakan dalam produksi-produksi kami. Kira-kira kamu cocok masuk di departemen mana ya? Tulis komentarmu di kolom komentar!

Kamis, 08 Maret 2018

Tugas LSP


LEVITASI 1


LEVITASI 2

LIGHT GRAFITY 1 


LIGHT GRAFITY 2



HIGH LEVEL 
EYE LEVEL 


 LOW LEVEL
MINIATUR 1


 MINIATUR 2



 OVER EXPOSURE

OVER EXPOSURE
UNDER EXPOSURE 


UNDER EXPOSURE
BENDA DIAM BELAKANG BLUR 

BENDA DIAM DEPAN BLUR